Apa
yang anda lakukan untuk mengenang orang terkasih atau orang terdekat anda
ketika sudah tiada di bumi ini?. Di Meksiko ada sebuah tradisi yang dirayakan
untuk mengenang orang-orang yang sudah meninggal, tradisi atau festival ini
dikenal dengan nama Dia de Los Muertos (Hari Kematian).
Perayaan Dia de Los Muertos digelar
pada tanggal 1 dan 2 november, sekaligus bertepatan dengan All saint Day atau
hari kudus yang digelar oleh pemeluk katolik. Namun masyarakat yang merayakan
hari kematian ini juga seringkali dimulai pada 30 oktober dengan mendatangi
makam sanak saudara yang sudah meninggal pada malam hari, serta dibarengi
dengan membawa bunga dan sesajian untuk merayakan bersama orang yang sudah
meninggal di makamnya. Pada dasarnya festival Dia de Los Muertos ini dilakukan guna menghormati anggota
keluarga yang sudah menginggal, namun dengan perkembangan komunitas yang
semakin pesat maka peringatan hati kematian ini pun dilakukan di Spanyol dan
Amerika.
Pada saat perayaan berlangsung,
biasanya di rumah-rumah masyarakat akan terdapat Ofrenda atau meja persembahan,
yang berisikan bunga, lilin, makanan serta foto keluarga untuk dipersembahkan
pada ruh-ruh yang sudah meninggal. Selain itu karena berkenaan dengan hari
libur nasional, maka aktivitas masyarakat akan tumpah ruah ke jalanan
sebagaimana festival pada umumnya. Para masyarakat akan berdandan semeriah
mungkin dan mengenakan atribut tradisional dengan warna-warna yang cerah.
Ketika mengunjungi makam, orang-orang meksiko yang merayakan festival ini akan membawa
beberapa persembahan untuk kerabat yang telah meninggal, seperti halnya bunga,
lilin makanan dan minuman. Terdapat salah satu makanan yang unik dari festival
ini yang seringkali di bawa ketika mengunjungi makam, yakni Pan de Muerto (roti
kematian) atau roti telur manis, dan minuman yang terbuat dari permentasi getah
gave atau sering dikenal dengan Pulque. Masyarakat meksiko percaya bahwa
ketika perayaan Dia de Los Muertos berlangsung para arwah dari saudara yang
telah tiada kembali ke dunia, dan ikut merayakan festival ini.
Perayaan “Dia de Los Muertos “ ini
diperkirakan telah berlangsung sekitar 2.500-3000 tahun yang lalu, dan
merupakan sebuah tradisi masyarakat Aztek kuno dan
sudah ada sejak zaman pra-Hispanik. Perayaan festival ini akan jatuh pada
setiap bulan ke sembilan biasanya atau sekitar awal agustus, dan layaknya
perayaan Halloween, festival ini dilarayakan selama satu bulan penuh. Sekitar
abad ke-20 ritual ini tidak dilaksakan seperti sekarang, adanya penolakan dari
pihak gereja yang menganggap bahwa dalam ritual ini terdapat sebuah
sinkronisasi antara elemen-elemen pagan dengan Kekristenan Katolik. Maka dari
itu pihak gereja kemudian menciptakan sebuah hari perayaan baru yang disebut
sebagai Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Day). Penolakan dari pihak
geraja ini berlandaskan pada pendudukan asli di Meksiko pada sekitar abad ke-20 didominasi oleh orang-orang Mesoamerika dan
memiliki tradisi yang sama.
Tahun 1910, seorang kartunis
sekaligus litografer politik Meksiko, Jose Guadelupe Posada membuat sketsa
tengkorak perempuan dengan memakai pakaian mewah Perancis dan menamakannya
Calavera Catrina. Berdasarkan pada tafsiran posada, perempuan yang
digambarkannya ini diidentikan dengan dewi kematian dalam mitologi Aztec yang
bernama Mictecacihuatl atau Lady of The Dead.
Perayaan di kota-kota besar di
Meksiko akan berbeda satu sama lain pada saat ritual berlangsung. Seperti
halnya di wilayah Aguascalientes. Di kota ini perayaan akan berlangsung dengan
suka cita, semua elemen masyarakat akan turun ke jalanan dengan memakai atribut
tengkorak di sepanjang Avenida Madero. Biasanya perayaan yang dilakukan di kota
ini hanya berlangsung selama satu minggu dan pada puncaknya akan ada pawai
besar-besaran. Berbeda dengan kota sebelumnya pada salah satu kota yang bernama
Mixquic, penduduk setempat merayakan ritual Dia de
Los Muertos dengan cara khidmat dan tenang. Penduduk akan mengunjungi San
Andreas Apostol, bekas biara yang kini menjadi lokasi kuburan keluarga. Sembari
membawa lilis, bunga serta berbagai sesajian, mereka akan membacakan doa/zikir
yang dipimpin oleh tetua. Proses ini akan berlangsung sangat amat menyedihkan,
hal ini dilakukan karena masyarakat Mixquic tidak terbiasa menunjukkan
kesedihan di muka publik dan ini menjadi momentum untuk masyarakat Mixquic meluapkan segala macam
kesedihan di muka publik.
References:
Comments
Post a Comment